Mentari
pagi dihari ini telah memancarkan sinarnya yang begitu hangat, membuat sejuta
manusia segera bergegas untuk berangkat sekolah. Seperti halnya, pemuda yang
bernama lengkap Mikha Khannaniel ini. Tak perlu repot untuk diperintahkan,
nampaknya ia telah siap berangkat ke sekolah. Dengan seragam sekolah yang
tertata rapi ditubuhnya.
Sebelum melangkah meninggalkan rumah untuk memenuhi
kewajibannya sebagai warga sekolah, Mikha terlebih dahulu pamit dan mencium
punggung tangan kedua orang tua nya. “Ma, Pa, Mikha berangkat yah.” Ucap Mikha
tulus dengan senyum manis mengembang di bibirnya. “Iyah, hati-hati yah. Belajar
yang rajin.” Sahut kedua orang tuanya. Percakapan singkat seperti itulah yang
sering terdengar manakala Mikha akan meninggalkan rumah menuju ke sekolah.
Dengan langkah pasti, Mikha segera melangkahkan kakinya.
Mikha tentunya berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki karena jarak dari
rumah ke sekolahnya cukup dekat. Selang beberapa menit, Mikha pun telah sampai
di sekolah.
Mikha
duduk di kelas XI jurusan Bahasa di sekolahnya. Murid yang satu ini gemar
sekali belajar bahasa-bahasa asing, terutama bahasa Jepang. Karena, ia memiliki
impian ingin ke Jepang suatu hari nanti.
Namun,
seperti halnya manusia biasa, pribadi seorang Mikha Khannaniel bisa dibilang sedikit tidak pede. Nampaknya, yang menjadi kendala akan hal itu tak lain adalah
kehausannya akan kasih sayang seorang teman. Bagaimana tidak, selama di sekolah
Mikha jarang sekali mendapatkan teman yang setidaknya dapat ia ajak bersenda
gurau atau sedikit bercerita tentang hari-hari yang ia lewati. Maka dari itu,
Mikha selalu merasa sendiri saat di sekolah. Hanya ada seorang guru penjaga
perpustakaan sekolah yang setiap waktu istirahat menemaninya. Saat waktu istirahat
itu tidak ia gunakan untuk ke kantin seperti halnya murid-murid lain,
namun Mikha lebih memilih untuk ke
perpustakaan guna sedikit menambah ilmu dan menghilangkan kesepiannya. Karena
ditempat itulah, ia menemukan seseorang yang bisa sepenuhnya mengerti apa yang
ia butuhkan.
Berbicara
mengenai perasaan, seperti halnya menyukai lawan jenis. Mungkin, tak banyak
yang mengetahui hal itu dari sosok Mikha Khannaniel. Karena, seperti yang sudah
diceritakan sebelumnya, sosok Mikha ini tak banyak memiliki teman selama di
sekolah, jadi ia sedikit tertutup dengan hal pribadinya pada orang lain.
Mungkin hanya kepada orang-orang tertentu Mikha akan menceritakan hal
pribadinya tersebut.
Tapi,
meskipun sosok Mikha bisa dibilang sedikit
tidak pede dan tidak banyak memiliki
teman di sekolah. Tidak membuat pemuda ini menyerah begitu saja. Dengan
kemampuan dan tekad yang ia miliki, ia terus belajar dan belajar tanpa mengenal
kata menyerah. Dalam hal pelajaran
pun, ia jarang sekali atau bahkan tidak pernah mengabaikan nasihat-nasihat yang
disampaikan guru guna memperbaiki kesalahan-kesalahan yang pernah ia lakukan
sebelumnya, dimasa yang akan datang.
Kegiatan
belajar dihari senin sangat membosankan, apalagi saat pelajaran terakhir
seperti saat ini, tentunya membuat para murid sangat jenuh, mengantuk atau
bahkan ada yang sampai tertidur dikelas. Namun, berbeda dengan Mikha, ia
terlihat masih semangat mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru saat
itu, tak jarang ia selalu mencatat kata-kata atau istilah-istilah penting yang
ia dengar.
Mikha
juga bukan seorang murid yang nakal atau gemar mencontek, baginya mencontek
adalah sebuah kecurangan yang tidak harus dilakukan, karena bukankah mencontek
adalah istilah lain dari mengcopy-paste
hasil pemikiran orang lain, tanpa sebersit pemikiran dari otak kita sendiri ?
Jika diperhatikan, kata-kata yang terucap dari bibir pemuda itu ada benarnya
juga. Tapi, yah namanya juga murid SMA, kalau tidak mencontek, berarti gak
gaul. Betul tidak ? yang setuju Retweet, yang
gak setuju logout aja deh. Jiaahh, lo
kata twitter #Hehe Abaikan.
Bel
sekolah telah berbunyi, pertanda waktu pelajaran telah berakhir dan waktunya
untuk pulang dan beristirahat dirumah. Murid-murid yang tadinya asyik tertidur,
saat ini terlihat sangat bersemangat dan bahkan tak ada tanda-tanda yang
menunjukkan bahwa tadi mereka tertidur. Benar-benar murid yang sangat
menantikan waktu pulang. Namun, Mikha terlihat biasa saja, ia menampakkan
ekspresi yang sama seperti saat ia menginjakkan kaki di gerbang sekolah tadi
pagi.
Seperti
halnya tadi saat berangkat sekolah, sepulang sekolah pun Mikha kembali berjalan
kaki dengan langkah pasti menuju ke rumahnya. Tak membutuhkan waktu lama, Mikha
sudah sampai di depan rumahnya, tak lupa ia melepaskan kedua sepatu dan kaos
kakinya, kemudian masuk ke dalam rumah dan meletakkan sepatu dan kaos kakinya
itu di rak sepatu.
Setelah
berganti pakaian, Mikha melangkahkan kakinya menuju ke Meja Makan, disana
terlihat kedua orangtuanya yang sedang makan siang. Tanpa perlu diperintahkan,
Mikha mengambil piring dan menambahkan beberapa sendok nasi dengan lauk
secukupnya. Setelah siap dengan makanan yang ada di piring, Mikha pun makan
dengan lahap dan menghabiskan makanan di piring tanpa sisa. Hahaha Mikha rakus,
eh peace. Nahloh #Abaikan.
Seperti
tak ada habisnya kegiatan yang dilakukan Mikha setiap harinya. Setelah, makan
pun ia hanya beristirahat sebentar, kemudian ia melangkahkan kakinya menuju ke
komunitas sulap yang telah ia ikuti selama beberapa tahun terakhir ini. Oh iya
lupa, Mikha adalah seorang murid SMA yang sangat tertarik dalam bidang seni,
terutama sulap dan entertain. Dalam seni musik pun sebenarnya Mikha memenuhi
kriteria, menurut saya sih. Mikha memiliki suara yang bagus, pandai bermain
organ. Jadi kurang nya apa ? Mungkin rasa percaya diri nya kali yah yang kurang.
Nah ini mau ngomongin apa coba ? Isshh gak penting banget sih muji-muji orang
disini !! Huahahaha PenulisnyaGaje :D #Abaikan
Yaps,
Mikha itu pinter loh main sulapnya. Meski aku belum pernah liat sih. Hehehe :D
Nah nah, mulai lagi kan. Iya deh, gak muji Mikha lagi koq, peace. #Abaikan.
Buat Mikha, sulap itu asyik. Dia juga pengen jadiin sulap sebagai lahan
pekerjaannya dia atau sumber untuk dia mencari rezeki. Tak banyak yang menjadi
kriteria seorang pesulap, hanya saja tanamkan keinginan, keyakinan, dan
kepercayaan pada diri sendiri. Jika ketiga hal tersebut sudah tertanam kuat
dalam diri, maka tidak mustahil orang yang awal nya penakut sekalipun akan
mampu menaklukkan dunia dengan kemampuan yang ia miliki.
Tentunya,
cerita ini belum berakhir. Dan akhir dari cerita ini pun, bukan saya yang bisa
membuatnya melainkan sang tokoh sendiri, apakah ia akan menyerah pada mimpinya,
atau tetap berjuang meraih mimpi itu hingga benar-benar menjadi sebuah
kenyataan yang indah pada akhirnya nanti.
Follow
your dreams, I believe you can do it :D Fighting !!
Tak peduli berapa banyak orang yang
meninggalkanmu saat kamu rapuh, tetaplah berusaha menjadi yang terbaik.
Tunjukkan, pada mereka dan pada dunia bahwa kamu bisa melakukan hal yang lebih
baik dari mereka. (SyarifahBachdim)
Jauh lebih berharga jika memiliki
satu sahabat yang setia menemani saat suka dan duka daripada dikelilingi seribu
teman sekalipun. Karena cinta seorang teman bisa terkikis, namun cinta seorang
sahabat tak akan pernah terkikis namun akan tetap terlukis dihati. (Mikha Kannaniel)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar